kepada yang sedang jatuh hatinya

Begini ceritanya,

Ketika hatinya telah jatuh pada sosok yang iya yakini ia tidak akan menjatuhkan hatinya pada sosok itu, ia menipu dirinya sendiri. Tentu sikapnya amat menunjukan bahwa ia terlena. Sosok itu tidak salah pun tidak sepenuhnya sempurna. Ia yakin ia menjalani semuanya dengan tidak memaksakan suatu hubungan serius, karena memang tidak bisa. Sosok itu telah jatuh pada hati lain yang memang juga jatuh padanya. Singkatnya ia tidak bisa bersama sosok itu semudah kita melihat daun terbawa angin. Pada akhirnya waktu telah menunjukan bahwa ia harus mengalah dan membuka mata bahwa ia telah kehilangan.

Tapi tunggu sebentar...

Sebelum itu, jauh sebelum ada sosok itu. Sebenar-benarnya ia telah memilih satu nama. Tapi hatinya batu dan otaknya terlalu cerdas hingga menolak nama itu untuk jadi calonnya. Nyatanya, ketika sosok di atas telah enggan menyapa, ia kembali pada nama ini. Nama ini lah yang sekarang benar ia jatuhkan hatinya. Emm maksudnya ia menjatuhkan hatinya pada nama ini, tetapi entah nama ini membalas atau tidak, tapi dari kata-kata yang lancar ia luncurkan, yaa nama ini menerima.

Semesta jatuh cinta.

Ia sudah mengakui pada nama inilah ia akan bertahan. Kesehariannya kembali terang. Pagi sudah terbangun karena alarm bernyawa yang setia membangunkan. Tentu saja siangnnya amat cerah, matahari juga mengalah demi melihat sinar disekitar tubuhnya yang juga jatuh cintanya. Sore semakin bergairah karena malam akan tiba. Saat malam, saat itulah ia makan bersama sang nama. Ia lelaki lantang, berlogika matang, mudah tertantang. Meskipun begitu, ketika sudah menyangkut nama ini, ia luluh dan jatuh. Ia menurunkan nada suaranya, turun jauh sehingga terdengar halus dan perhatian penuh pengertian.

Saat itu kira-kira pukul 10. Masih dengan sinar mentari yang baru mau terik, ia berkata "Hari ini belum denger suaranya", kemudian ia menelepon sang nama. Terpampang nyata pembicaraannya dengan nama itu. Begitu mengalir, begitu manja, begitu ingin ia larut dalam hidupnya si nama. Ia sedang jatuh cinta. Ia berpikir begitu keras, kapan ia siap meminang si nama. Jangan salah. Ia memang seserius itu untuk bertahan dan bermimpi bersama nama itu. Dikala ia berkutat dengan segala pikirannya, ia membuka foto si nama di dalam hapenya seraya berkata "lucunya lagi manyun". Ya okay mungkin terdengar klise tapi begitu adanya. 

Ia jatuh cinta, tidak pernah salah. Hatinya telah memilih untuk memperjuangkan. Semoga seperti itu hingga nanti ia dan nama benar-benar dipersatukan. Semoga tidak ada sosok lain yang membuat ia berpaling. Semoga jalannya dilancarkan demi mencapai apa yang ia inginkan.

Selamat jatuh cinta!

(terinspirasi dari salah satu teman dekat)

-karunika

Comments

Popular posts from this blog

My life directly is directed by the Director..

rokok itu jahat

Kulineran di Palembang! (Part 1)