explode
“pagi sudah membangunkan ayam berkokok, kau belum bangun juga?” |”tentu saja sudah, mana mungkin aku membiarkan muka manis cemberut karena aku” “tak usah menyogoku dengan rayuan kaku mu itu, jangan kau sangka kepergianmu selama ini akan hilang bekasnya dengan kalimat manis itu” |”hey, kita sudah bahas itu berulang-ulang dan kita sepakat itu karena gengsi kita se-mahameru. Bukan salah aku sepenuhnya” “tidak. Gengsimu yang se-mahameru. Gengsiku hanya se-mahameru kurang satu langkah” |”hih, terserah kamu sayang, asal kamu mau menungguku yang akan pergi lagi dalam waktu lama” “kau ingatkan lagi. Mengapa kita tidak menikmati waktu seakan kita selamanya, anggap tak ada kepergianmu” |”tak usah bersedih. Kau cukup dewasa dengan menjagaku selama ini tanpa tangisan. Mengapa kau ragukan kuatmu untuk ku?” “karena kau disampingku dan akan tetap begitu. Dulu kau tidak disini, jadi aku tak peduli” |”yakin kau tak peduli denganku? Haha” “tidak usah menyebalkan....