explode
“pagi sudah membangunkan ayam berkokok, kau belum bangun
juga?”
|”tentu saja sudah, mana mungkin aku membiarkan muka manis
cemberut karena aku”
“tak usah menyogoku dengan rayuan kaku mu itu, jangan kau
sangka kepergianmu selama ini akan hilang bekasnya dengan kalimat manis itu”
|”hey, kita sudah bahas itu berulang-ulang dan kita sepakat
itu karena gengsi kita se-mahameru. Bukan salah aku sepenuhnya”
“tidak. Gengsimu yang se-mahameru. Gengsiku hanya
se-mahameru kurang satu langkah”
|”hih, terserah kamu sayang, asal kamu mau menungguku yang
akan pergi lagi dalam waktu lama”
“kau ingatkan lagi. Mengapa kita tidak menikmati waktu
seakan kita selamanya, anggap tak ada kepergianmu”
|”tak usah bersedih. Kau cukup dewasa dengan menjagaku
selama ini tanpa tangisan. Mengapa kau ragukan kuatmu untuk ku?”
“karena kau disampingku dan akan tetap begitu. Dulu kau
tidak disini, jadi aku tak peduli”
|”yakin kau tak peduli denganku? Haha”
“tidak usah menyebalkan. Kapan mau jemputku? Jangan tinggalkan
aku tanpa kenangan”
|”kenangan seperti apapun yang kau mau, aku siap membuatnya.
Asal kau siap menungguku. Serius”
“mau melihatku menangis sekarang?”
|”jangan bersedih, pun menangis. Kau sudah janji akan hal
itu. Kau tau aku tak suka seseorang yang ingkar janji”
“kenapa jadi kau yang galak? Jelas-jelas kau yang akan pergi”
|”baiklah. Kau menang, hari ini kau mau apa? Ku temani
sampai saatnya aku pergi”
“kau berjanji?”
|”apapun”
***
|”maafkan aku baru bisa bicara ini sekarang, disaat aku
sudah tak ada asa mengubah keadaan.”
“ya”
|”tp pastikan bulan yang ada diatas atapku nanti masih sama
dengan yang ada diatas atapmu”
“ya”
|”pastikan bintang yang merekam wajahmu, sama dengan bintang
yang menerangkannya untuku disana”
“ya”
|”juga titik hujan yang turun dipelupuk matamu, tidak akan
pernah turun didepan mataku lagi”
“ya”
|”pun suaramu masih akan bisa kudengar secara langsung meski
harus menembus jarak sedemikian”
“ya”
|”ayolah, jangan hanya ya saja. Ya –mu itu tidak membuat
langkah kakiku meringan untuk melangkah”
“boleh ingkar janji sedikit?”
|”apa?”
*menangis* “…..”
*memeluk* “ku maafkan kali ini, tp jika nanti kau menangis
lagi, jangan harap ada yang memelukmu, dan jangan berani mencari pelukan lain”
“baiklah jika mau mu begitu, pastikan kau menguhubungiku
setiap hari, memberi ucapan selamat pagi, mengingatkanku makan, menanyakanku
kabar, memberiku semangat, mengucapkan selamat malam dan juga selamat mimpi
indah”
|”anak kecil”
“aku bercanda”
|”aku tau. Kau hanya perlu pastikan menjaga hatimu untuku,
dan ku pastikan aku menjaga hatiku
untukmu”
“boleh pinjam kelingkingmu? Pinky swear”
|”anak kecil. Pinky swear”
“pastikan wanita bule disana tidak semanis aku”
|”tidak ada yang sebegitunya ingin kumiliki selain kau”
“semoga saja jarak tidak mengubah semuanya”
|”hehehe, tunggu aku disini 3bulan lagi”
“yaaa. Semoga saja aku masih tetap sendiri, tidak ada yang
lain yang menemaniku menunggumu”
|”ah jangan menahanku seperti itu, kesetiaanmu lah yang
menjadi nyawa kesetiaanku disana”
“hahaha aku becanda, tetap kau yang selalu aku tunggu meski tak
menguhubungiku setiap hari, tak memberi ucapan selamat pagi, tak mengingatkanku
makan, tak menanyakanku kabar, tak memberiku semangat, tak mengucapkan selamat
malam dan juga selamat mimpi indah”
|”hanya pastikan aku akan menjaga kita, dan kau juga akan
menjaga kita”
“…..tentu saja!”
|”bila berat, cukup sampaikan itu lewat doa kepada-Nya
karena aku tak sekuasa-Nya”
“mengerti. Jaga dirimu baik-baik sebaik kau ingin aku
menjaga diriku baik”
|”jangan kau biarkan lelah mengetuk hatimu, ku usahakan
membuatnya ringan”
“selamat belajar. Tidak usah pikirkan namaku tak apa, jangan
biarkan aku menjadi krikil dalam jalan panjang citamu”
|”akan ku biarkan kau menjadi awan yang melayangkanku
mencapai cita dengan lebih mudah”
“terimakasih telah jujur selama ini”
|”terimakasih juga, maaf sekali lagi jika jujurku terungkap
selemparan senyum sebelum aku pergi”
“sudah biasa kau adalah kau yang penuh tiba-tiba”
|”aku pergi, sampai jumpa, masa depan”
“sampai jumpa, kenyataan terindah”
cukup puas.-tita
Comments
Post a Comment