the colorful scraplife

Etijing  (entahlah tapi emejing) Gue tita otw 19 tahun, nekat nyodok mata kuliah etijing atau etika enjiniring bahasa aslinya. Gue Cuma kira2 ber7 seangkatan yang ambil matkul ini smt 2. Jadi etijing itu diwajibkan pada semester 6 atau semester 8. Kenapa gue semester 2 ? karna gue nekat. Trims. Okay ga nyangka juga gue bersama 5 temen cw seangkatan gue masuk kelas untuk pertama kalinya. Liat-liat sekeliling. DAMN! Cowo semua. Tua. Muka stress. Itu kesan pertama gue dikelas ini. Ini gabungan seteknik. Jadi yg mukanya kaya mesin, kaya bahan kimia, kaya pabrik industry kaya solder kaya beton kaya pensil atau kaya material ada disini. Kelas isinya sekitar lebih dari 60 orang dengan jumlah cewe hanya sekitar 7 orang. Sekali lagi trims. Mata kuliah ini ga pernah yang namanya buka pasal-pasal atau peraturan mana yang menunjukan kita harus beretika sebagai enjiner. Kita Cuma harus berbuat tindakan NYATA. Semua dimulai disini. Professor itu memberi tugas pertama untuk membagi kelas

Fri(ends) Seneng kan punya temen yak? Seneng banget. Gue malah sering ngebangga-banggain temen gue. Gue seneng banget punya temen banyak. Ga pernah tau deh sama orang-orang ansos yang keseringan sendiri apa rasanya yaaaa? Ga kebayang kalo ga punya temen hiiii Oia. Gue ngerasa gampang punya banyak temen. Gatau sih kalo menurut orang lain. Menurut gue , menjadi temen itu gampang. Segampang mencari temen. Menurut gue loh. Kalo ada yang ga suka ngomong langsung aja ke gue, pribadi. Hahahaha canda ah kaku amat. Iyaaaa. Gitu. Deket sama orang gampang. Tinggal bagaimana lo bisa mengerti mereka. Itu aja. Mau ngalah sih intinya. Tapi bukan ngalah dalam arti sebenernya. Cuma jangan egois aja. Namanya juga manusia punya sisi plus sama minus. Lo bisa ngerti, ya mereka juga akan mengerti. Terlalu banyak masalah di kotak bernama fri(ends) ini. Okey kalo kita berusaha mengerti temen kita. Mengerti itu juga ada konsepnya. Masa kalo mereka mau berubah jadi tomcat, trus bilang “bro gue udah mu

This is ME. Hey there! Lemme introduce myself. My name is KARUNIKA DIWYACITTA. Okay lets reread it. What? Dwiyacitta? Oh maaan, can’t you see? DIWyacitta NOT DWIyacitta. Simple, is’n it? But you can call me TITA. Hahaha! I got it. There is no TITA in KARUNIKA DIWYACITTA, so what? My mother gave that name for me. And it is enough. Then, do you know why I give a pressure in DIW YACITTA? Because, in 18 years, I’m stress enough to get my name WRONG. Please. My mom just want her daughter has a unusual name. It has to be dwi but she rearranged the letter and voila that’s my last name. DIWYACITTA.  I’m tired to know that my name often change like “dwiyacitta”, “dwiyancitta”, “diwiyacitta” or something else in the letter or in the certificate. The worst is in the schedule in my junior high school, my name changes  become “DWI YACITTA” hahahah. I’m not mad at all. Because YACITTA is something cute I think *embarrassed*. Because of that accident, now I have just ordered a football costume wit