Posts

Showing posts from April, 2017

nikahan

Selamat pagi! Pagi tadi gue baca suatu artikel yang menarik tapi karena bacanya masih ngantuk, gue bakal baca lagi nanti dengan lebih fokus, silakan baca disini . Artikel itu membuat gue ingin menulis ini. Sejak tingkat 3 kuliah, gue sudah mendoktrin orang-orang disekeliling gue kalo gue mau nikah cepet. Meskipun target 25 tahun itu bukan termasuk yang cepet juga, wajar aja. Yes I proudly declare that my life goal is having such a lovely family. Entah keyakinan darimana, gue merasa menikah dan berkeluarga adalah sebenar-benarnya tujuan hidup gue. Gue mau kok jalan-jalan keliling dunia, punya karir bagus, punya rumah, punya mobil, bahagiain orang tua dan sebagainya. Tapi gue merasa kebahagiaan hakiki gue itu ya berkeluarga. Menurut gue gampang aja kalo mau nikah itu, sesuai islam, bisa dibuat mudah makanya gue lantang banget bilang mau nikah seenteng itu~ BUT THE REALITY IS.. Setelah melewati tahap ga punya calon (masalah terbesar ketika mau nikah), gue mulai terbuka ma

(dalam kurung)

Saat ini, Aku (sedang) mengerjakan apa yang kamu kerjakan Aku menemukanmu, (sekali) lagi Saat itu, Kamu yang (mungkin) berjuang sendiri Kamu yang (tetap) menjadi tumpuanku Saat ini, Aku tidak (ingin) menjadi bebannya Aku yang (tentu saja) tidak berjuang sendiri walau nyatanya sendiri Aku yang memang tidak (ingin) seperti kamu Aku yang mungkin (tidak) bisa menjadi tumpuannya Saat ini, Kamu (mungkin) tahu posisiku Kamu (tidak) pernah peduli, memang Saat nanti, Aku (memang) ingin sepertimu Kamu dan aku (pernah) punya ingin yang sama Aku dan kamu (memang) sangat jauh berbeda Saat ini, (tidak) ada aku yang sepertimu (mungkin) ada aku yang sepertinya Saat nanti, Aku (akan) ada diposisimu Kamu (mungkin) diposisimu, yang kamu inginkan saat itu Aku (akan) juga ada disana -karunika

banyak bicara (5)

heyho! Sepertinya dgn judul banyak bicara ini jadi segmen excuse ga nulis yg ada faedahnya, semuanya tjurhat. sehat, ceu? I love wearing jeans, white/black t-shirts and flops. I love nail arts, body painting, tattoos. Haram emang, santay aja. Sebagai seorang muslim, menutup aurat tuh suatu kenikmatan ya. On the other hand, jeans robek-robek, kaos tangan pendek, rambut panjang terurai plus kacamata item dan topi: SO KEWL. Oya, plus small tattoo  di leher samping, would be perfect. Gue ga segaris keras itu effort demi terlihat cool sampe menjalankan yang haram. Meskipun udh pernah nyari kuteks tembus air which means halal dan tato yang juga nembus air. Harga kuteks yg halal itu 5 kali lipat kuteks biasa. Antara mau sok gaya tapi kesulitan ekonomi ya seus. Kalo tato pernah gue akalin pake hena di tangan dari pergelangan sampe hampir sikut, wow bangga banget sih itu. Karena hena emang ga permanen, memudar dan cenderung oren, jadilah tangan gue kaya karatan. Cuma oke ba

banyak bicara (4)

heyho! hemmm oya! jadi... *nyanyi dulu* "Who knows how long I've loved you You know I love you still Will I wait a lonely lifetime? If you want me to, I will And if I ever saw you I didn't catch your name But it never really mattered I will always feel the same" (The Beatles - I Will) gimana ya, kemarin kepikiran kenapa ya kita bersyukur? menurut gue, bersyukur karena mendapat sesuatu. kalo dapet yang gue inginkan, ga akan ngerasa cukup karena keinginan gue banyak haha. tapi yang ideal itu bersyukur kalo dapet yang gue butuhkan, kaya sekarang. jadi ngerasa cukup aja. ada suatu hal. gimana ya. di satu sisi gue amat sangat bersyukur ya allah terimakasih Alhamdulillah. di sisi lain banyak pikiran-pikiran aneh gitu loh. ini bener ga ya? ini baik ga ya? gue salah ga ya? ini sampe kapan ya? ini normal ga ya? udah paling tepat kalo diobrolin ke orangnya, cuma orangnya lagi sibuk. kayanya kalo semua orang menyelesaikan masalah langsung ke orang yang ber

short story - superficial love (?)

11.00 siang, sebuah kantin Sebuah perkenalan yang memang direncanakan, terjadi dengan begitu saja. Pertama kalinya mereka berjumpa. Anak lelaki yang duduk mematung dan anak perempuan yang terlihat menghampiri dengan buru-buru, tentu saja bersama beberapa anak lain. Tidak ada kesan berarti terlintas di pikiran anak perempuan itu, hanya berujar dalam hati, "biasa saja". Kesan dari anak lelaki itu pun tidak spesial, hanya memastikan bahwa anak perempuan itu memang yang akan dikenalkan padanya. Orang disekeliling anak perempuan rajin menanyakan bagaimana akhir dari pertemuan pertama kali itu. Si anak perempuan cuek tidak terlalu mau ambil pusing, terlebih harus ada rencana berikutnya, makan bersama. Halus menolak rencana itu, si anak perepuan beritikad untuk memulai semuanya dengan obrolan lewat teks. Beberapa hari kemudian, Anak lelaki memulai obrolan dengan menghubungi nomor si anak perempuan. Percakapan biasa tetapi hangat. Pertemuan kedua, namun pertama yang han