short story - superficial love (?)



11.00 siang, sebuah kantin

Sebuah perkenalan yang memang direncanakan, terjadi dengan begitu saja. Pertama kalinya mereka berjumpa. Anak lelaki yang duduk mematung dan anak perempuan yang terlihat menghampiri dengan buru-buru, tentu saja bersama beberapa anak lain.

Tidak ada kesan berarti terlintas di pikiran anak perempuan itu, hanya berujar dalam hati, "biasa saja". Kesan dari anak lelaki itu pun tidak spesial, hanya memastikan bahwa anak perempuan itu memang yang akan dikenalkan padanya.

Orang disekeliling anak perempuan rajin menanyakan bagaimana akhir dari pertemuan pertama kali itu. Si anak perempuan cuek tidak terlalu mau ambil pusing, terlebih harus ada rencana berikutnya, makan bersama. Halus menolak rencana itu, si anak perepuan beritikad untuk memulai semuanya dengan obrolan lewat teks.

Beberapa hari kemudian,

Anak lelaki memulai obrolan dengan menghubungi nomor si anak perempuan. Percakapan biasa tetapi hangat.

Pertemuan kedua, namun pertama yang hanya berdua.

Seolah teman lama, teman dekat, begitu akrab.

Pertemuan ketiga, 01.00 dini hari.

Anak lelaki menawarkan diri untuk menjemput anak perempuan yang baru tiba dari luar kota, jam 01.00 dini hari. Pertemuan krusial bagi sang anak perempuan, pun jadi ajang melihat keseriusan sang anak lelaki. Seharian mengikuti acara di beberapa kota, sudah pasti lelah , rewel, mengantuk jadi satu. Pertemuan penentu bagi sang anak lelaki untuk melihat sisi lain si anak perempuan. Pertemuan yang akhirnya membuat yakin.

Pertemuan keempat, kira-kira 2 minggu setelah pertemuan pertama.

Anak lelaki itu berdiam, mengulang kata-kata yang sama. Berpikir keras hingga lupa melanjutkan suapan cake tiramisu yang tinggal seperempat. Si anak perempuan? Tersenyum santai, menunggu si anak lelaki bicara sambil menggodanya sesekali.

Pembicaraan yang lebih banyak jedanya dibanding dengan kalimatnya, pun peluh yang menetes di dahi anak lelaki. Si anak perempuan tetap mendengarkan, meski sambil menyembunyikan degup jantungnya yang meningkat spontan.


-karunika

Comments

Popular posts from this blog

My life directly is directed by the Director..

Renjana.

rokok itu jahat