My life directly is directed by the Director..

Heyho!

Astagfirullahalazdim...
This post sincerely is my thought about my experience that made me more confident living my life as it created to be by the Director. If it contains something that shows my pride over my Director, trust me that i don't mean that. (for the grammar also).

Here i go!
As i get older by the time, the Director shows me lots of thing which really makes me think the connection between my fate, my pray and my effort. I mostly let my pray flows slowly, struggle sufficiently and wait without hope. I don't even care whether my pray will get its actual answer or how far i have to pray, exactly I surrender to all my desire. The only thing I know for sure: everything that comes to my life has already been passed the God's gate, no need to worry, simply it just have to be like that, the answer to my pray (always between 'granted or replaced').

Pembuktian bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah hasil usaha dan doa mulai gue sadari ketika kuliah S2 di Bandung. Bekal gue kuliah S2 cuma niat mau usaha dan doa karena gue tau it wont be that easy. Target kuliah gue adalah lulus 3 semester dan IPK di atas 3.5 (kirain cumlaude S2 itu 3.5, gataunya 3.75 :"). Gue sangat menikmati kuliah ini karena gue emang tertarik dengan bidang ini (power engineering) meskipun keadaannya jauh lebih berat. Dari awal masuk kuliah gue udah berdoa minta target gue tercapai. I am really sure my pray will be granted as long as I ask the Director and struggle to make it happen. I lived alone in Bandung, mostly spent my time in my rent room. My activities were either study or work out. I thought only about how to graduate faster and how to convince my God that I deserve it. I pray harder than before, study harder than before. Day by day has been passed without any big matters. Then I faced my 3rd semester, fought for my thesis (my 'happy' time I spent for thesis will be written in another special post) and got my obstacle about 2 weeks before my thesis defense.

I have already got my schedule and acceptances from my adviser and 3 other lecturers - my examiners to be -  for my thesis defense. Unfortunately I have not got my final score yet in one of my subject that should be done in 2 semester and the score will be released in 4th semester meanwhile I want to graduate in my 3rd semester. And here is the obstacle.....hahaha

Gue gak bisa sidang kalau nilai itu belum keluar. Jadi meski jadwal, persetujuan pembimbing dan bahkan 3 penguji udah okay, gue tetep harus punya nilai itu untuk bisa sidang. Long story short, disela-sela belajar buat sidang (yang bahkan masih 50:50 bisa terlaksana atau engga), gue tiap hari bolak-balik kampus buat nemuin dosen yang punya hak atas nilai gue itu. Kalau kalian pernah denger bahasa kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang), gue selama hampir 2 minggu itu adalah definisi kunang-kunang (kuliah nangis - kuliah nangis). Tiap abis ketemu dosen itu buat minta nilai, keluar ruangan gue pasti nangis. Dari nangis yang kejer persis depan ruangannya, sampai nangis yang kaya sedihhhhhh sesenggukan di depan gedung karena belum ada jalan keluar alias dosen tersebut belum mau ngasih nilai.

Entah pertemuan keberapa dan setelah tangisan keberapa, akhirnya dosen itu memanggil kita (waktu itu gue berdua sama temen senasib) ke ruangannya dan beliau mau ngeluarin nilai dengan beberapa syarat yang salah satunya adalah ijazah dan transkrip gue akan ditahan sementara sampai gue menyelesaikan tugas dari beliau. Saat itu gue inget banget, gue ga peduli masalah ijazah ataupun transkrip karena di pikiran gue adalah gue harus sidang gimanapun caranya. Kalian tau sendiri, nyamain jadwal 3 penguji plus pembimbing itu ga mudah apalagi diantaranya ada kepala jurusan, profesor yang sibuknya ampun.

Akhirnya gue bisa sidang sesuai jadwal. Gue mulai kuliah awal Januari 2017 dan sidang awal Juni 2018. Masalah transkrip dan ijazah ga kepikiran saat gue duduk pakai toga lengkap untuk wisuda bulan Juli 2018. Sesaat setelah gue maju untuk digeser tali toganya oleh rektor dan diberikan satu map tipis, gue kembali duduk. Ketika duduk, gue dan temen gue masih dengan senyum lega membuka map tersebut dan menemukan ada surat keterangan yang menggantikan lembaran yang seharusnya ada yaitu transkrip. Surat keterangan bahwa transkrip gue belum bisa diberikan pihak kampus karena satu dan lain hal.

Well yeah.....

Sometimes the Director creates an unbelievable scenario that will give us a good lesson to face the reality.


Cerita ini akan berlanjut bagaimana kisah skenario dari Tuhan sejak gue lulus kuliah sampai dapet kerja. See ya!

-karunikaa

Comments

Popular posts from this blog

Renjana.

rokok itu jahat