dez.

saat itu jam menunjukan pukul 10.00, gue berjalan ke kantin untuk makan bersama salah satu teman terdekat gue.

"habis ini gue mau ke mol"
"dih ngapain lo jam segini ke mol, belom buka dah tokonya"
"yaudah sih muter-muter dulu, soalnya ga ada waktu lagi"

rencana gue hari ini adalah membeli sebuah barang. deadline untuk barang itu dikasih tinggal 4 hari lagi. gue ga bisa mengandalkan siapapun untuk nemenin beli itu barang, jadinya gue sendirian, pede. selesai makan pukul 11.00. emang susah kalo cewe ketemu cewe. selalu ada aja obrolan ga penting tapi harus dibahas sepenting membahas UU baru. makannya sebentar, ngobrolnya lama. gue berpisah dengan teman gue dan mulai berjalan menuju salah satu mol.

sehari sebelumnya gue sempat menghubungi teman terdekat gue yang lain, kali ini cowo.

"eh gendut, bantuin gue"
"bantuin ape"
"cariin ini dong, budgetnya segini, warnanya ini, ukuran ini, pokoknya ga norak, ga alay. ntr gue transfer uangnya"

setelahnya si gendut ini (nama samaran) mengirim beberapa, ehm maksudnya banyak foto dari barang yg gue maksud. dari sekian banyak barang gak ada satupun yang pas dihati gue. si gendut mulai kesal.

"lo banyak maunya sih, budget cuma segitu mah susah nyarinya. tambahinlah dikit lagi budgetnya"
"yeee ogah, gue udh banyak belanja kemaren. bocor bgt gue bulan ini. pokoknya cariin deh sampe dapet gue sibuk bgt soalnya, yayaya oke dehhhh"

si gendut kembali mengirim beberapa foto. ada satu foto yang menarik.

"eh yang ini bagusss deh, yg ini aja ada ga ukurannya"
"ada, tp overbudget. mau gak"
"yahhhh berapa sihhhhh"
"hampir 500an"
"huh"
"susah nyari di online mending cari langsung"
"oia lo gamau ke mol dalam beberapa hari ini? lo cariin deh ntr gue bayar"
"gue sih mau aja, cuma mager kalo sendirian"
"yahhhh gue sibuk bgt nih soalnyaaa"
"yauda minggu gue temenin ke mol mau gak"
"minggu ya.....? oke dehhh. eh tp lo tetep cari di online ya, besok gue ke mol deh sendiri. kalo ga dapet juga minggu kita ke mol"
"iye keles"

buat temen gue ini, keles bukan berarti kali seperti kata gaul masa kini. namun keles itu berarti suatu sifat, dan itu ditujukan ke gue. sering dia memanggil gue dengan "keles", ga jelas dan udh sering gue debatin tp ga guna.

siang hari itu panasnya bukan main. gue membeli sebuah botol air mineral untuk menemani gue mencari barang itu. gue muterin area mol itu sekali. belum ada yg cocok. gue muterin sekali lagi, mata gue udah menangkap beberapa target tp belum yakin. akhirnya ketiga kali muter gue  berani ngambil salah satu dari target dan menanyakan ukuran yang gue mau.

"yang ini ada ukuran ini mas?"
"sebentar ya mba"
"yah ga ada mba tinggal itu"

beberapa kali gue mengulang dialog yang sama. akhirnya gue muter lagi. ada yang bagus harganya sejuta. gue menghela nafas. udah lumayan pegal juga kaki gue ini. selanjutnya gue menemukan target lain, dan mengulang dialog yang hampir sama.

"kalo yang ini ada ukuran ini mas?"
"ga ada mba"
"yang ini?"
"ga ada juga, adanya yg ini mba"
"oh coba liat dulu deh mas"

sambil menunggu masnya kembali, gue menghubungi si gendut via line. gue telp ga diangkat. gue bombardir dengan chat ga ngaruh. si gendut ini tipikal yang cepet bales chat, gue pikir dia masih tidur. gue berharap si gendut ini bisa memberi opsi apakah gue harus membeli barang ini atau tidak. kuliah di salah satu universitas swasta kelas atas membuat dia memiliki selera yang lumayan tinggi. waktu sma dia sama sekali ga pernah mikirin baju atau sepatu apalagi rambut. setelah ga ketemu beberapa taun gue lumayan kaget melihat rambutnya yg di pomade, sepatu gaul masa kini, celana skinny, kemeja dan jam tangan. saat itu gue sedang mengadakan pertemuan antar sahabat. disela-sela obrolan gue mendapat satu informasi tentang dia lagi.

"kemaren gue abs belanja baju hampir sejuta"
"anjir lo cowo kaya cewe dah, gue aja ga bakal sekali belanja sampe segitu"
"ya mumpung diskon jd dapet beberapa"
"sama ajaaa gendut. traktir gue pokoknya hari ini"
"ah gue lg mau ganti jam, hampir sejuta juga harganya"
"buset deh emang kampus lo terlalu hedon apa gimana, lo jd ketularan hedon gini"
"ya bedalah barang-barang cowo tuh emang mahal. beda sama cewe, yang sepatunya aja banyak yg seratus ribuan"
"yehhhhh ga seratus ribuan juga kali!"

jadi info yang gue dapet adalah si gendut ini sudah berubah menjadi cowo metroseksual.

kembali ke barang yang gue beli. belum sempat si gendut membalas, masnya udh ngasih bon. yaudah gue percaya sama pilihan gue, kalo pun si gendut bilang jelek bodo amat deh yang penting menurut gue ini bagus. setelah gue memberikan sejumlah uang yang alhamdulillah pas banget budget gue kurang 100 rupiah akhirnya si gendut membalas chat gue.

"apaan baru bangun tidur gue"
"telaaaattttttt"
"kenapa sih"
"gue udh beli blablablabla" gue menjelaskan dengan sedikit kesal.
"oh mana liat fotoin dong, harganya berapa blablabla" dan dia lumayan kaget dengan keberuntungan gue bisa mendapat barang dengan harga yang pas budget. gue mulai berbangga diri.

setelah mendapat barang, gue menuju ke salah satu toko untuk membungkusnya. sebelumnya gue foto barang tersebut buat si gendut. dan si gendut pun lumayan kesal karena barang sejenis sudah pernah diberikan fotonya ke gue dan gue menolak. hahaha bodo.

lumayan lama gue menunggu si mba pembungkus kado yang ternyata sedang hamil. akhirnya gue membayarkan lagi sejumlah uang. lumayan sedih karena harga bungkusannya kira-kira seperenam dari budget gue. bukan karena miris kemahalan dan lain lain. miris karena gue kayanya gabisa belanja (buat gue sendiri) hari ini. niat jajan atau makan cantik pun gue urungkan. tetap berbekal aqua yang tinggal setengah gue berjalan pulang. sepanjang perjalanan pulang gue hanya bisa senyum-senyum melihat bungkusan lumayan besar yang ada ditangan gue. membayangkan si target yang akan dikasih barang, ekspresinya ah jadi ga sabar.

gue sampe dihalte tepat pukul 12.00. bus yang akan mengantar gue bakal dateng cukup lama. jadi gue sabar menunggu. samasekali ga bete karena gue sedang memeluk barang yg baru gue beli dengan sangat hati-hati. takut rusak, hehehe.

pukul 12.30 bus yang gue tunggu akhirnya datang. namun penuh sepenuh penuhnya. gue bersabar lagi, kembali meminum aqua gue. bus kedua yang datang pun penuh. gue belum bisa masuk. gue bersabar lagi. ketika pukul 13.00 bus ketiga datang dan kosong. semakin menambah senyuman lebar di bibir gue karena tidak perlu berdesakan dan khawatir barang yg gue bawa rusak.

berikutnya barang itu gue letakkan di atas kasur. setiap masuk kekamar, melihat bungkusan lucu, gue tersenyum. keesokan harinya gue masuk kamar lagi, tersenyum lagi. begitulah keseharian gue beberapa hari setelah membeli barang. tersenyum, mengusap barangnya beberapa kali, meletakkan lagi dan tersenyum lagi.

-DEADLINE-

hari dimana gue harus memberikan barang tersebut ke target yang gue maksud. ketika memberinya pun pake senyum-senyum. setelah memberikan pun senyum-senyum. kemudian gue dan si target berpisah. lama gue menunggu komentar si target yang sedang berada dirumahnya. gue memang kurang suka melihat target yang gue kasih barang membukanya didepan gue. menurut gue kurang sakral aja. padahal mah gue malu titik. hahaha.

beberapa kali gue ga sabar menanyakan perihal barang itu. 

"suka gak? gasuka ya?"
"emang isinya apaan?"
"onta."

ternyata belum dibuka.

"masih belom dibuka juga?"
"belom"
"ga ngerti deh, barang aja di awet-awet"

masih belum dibuka.

"buka kek barangnya. ntr keburu kadaluarsa"
"emang isinya makanan?"
"gatau."
"iya iya"

kemudian si target mengirim foto yang isinya ia memakai barang yg gue kasih.
"kekecilan gak? gasuka yaa?"
"aku suka selera kamu"
"yeayyy..blablabla"

yah meskipun tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya, mungkin kalimat tersebut cukup membuat gue tenang. entah bagaimana nada suaranya ketika mengucapkan kalimat itu tapi toh diterima juga barangnya. berikutnya ia menanyakan kapan gue membeli barang itu, dan gue semangat menjelaskan kronologinya walaupun si target cuma ber-ooh yaya aja. mungkin si target kurang senang dengan si gendut yang secara tidak langsung membantu gue mencarikan barang itu. atau memang si target yang tidak begitu tertarik dengan bagaimana peliknya cerita dibalik pencarian barang. atau mungkin gasuka sama barangnya atau atau atau lainnya. setidaknya niat gue tulus untuk memberikan itu, merelakan panas-panasan tengah hari bolong jalan kaki, bedak luntur, dan yang terpenting menahan diri untuk tidak berbelanja demi membeli barang itu. 

dibalik semua itu, gue masih bisa merasakan senyum-senyum ketika melihat barang itu tergeletak dikasur gue. diluar bagaimana sikap si target, perasaan senang ketika niat untuk memberi barang sudah terlaksanakan dengan memuaskan memang tidak akan tergantikan. 

tak berapa lama dari hari itu, radio dimobil mendendangkan lagu yang kiranya berlirik seperti ini. sambil memandang keluar jendela gue meresapi apa yang ada di tiap kalimatnya.

Ketika ku, ketika kamuDalam satu, cinta yang laluSaja satu, ku coba untukMengenalmu, membaca kamu
Oh.. lamakah kita bertahanSetiap tingkahmu membuatkuBertanya padaku
Apakah kamu benar-benar sayang akuTentu saja ku benar sayang kamuBuktikanlah buktikanCoba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuhHanya ingin dirimu, dirimu selamanyaBuktikanlah buktikan

-karunika

Comments

Popular posts from this blog

My life directly is directed by the Director..

Renjana.

rokok itu jahat