Tes Wawancara SPS STEI ITB

I really missed the time to write and now i wanna tell you guys about the details of the title..
Semenjak blog ini hanya sebagai diary elektronik tanpa memberi faedah nyata kepada remaja-yang-hobi-google-buat-nyari-jawaban-apapun-dan-percaya-aja-sama-blog-orang, dengan post ini semoga diary ini bisa ada manfaatnya sedikit...

Jadi begini pengalaman tes wawancara buat masuk SPS STEI ITB (plus cerita full version seharian ya)

Dari email yang masuk mengenai wawancara tertera bahwa email tersebut dikirim ke 8 orang yang menurut gue adalah temen seperjuangan. Persiapan gue buat wawancara adalah google dengan keywords pertanyaan-untuk-wawancara-sekolah-pasca-sarjana-itb-stei namun kurang memuaskan. Penemuan satu-satunya yang memuaskan adalah cerita di blog mengenai tes ini yang ditulis oleh seorang ibu dimana sedang hamil anak ke4 namun masih mau S2 *big applause*. Alhamdulillah blog si ibu memberikan semangat baru ke gue yang single-tapi-badannya-kaya-lagi-hamil-anak-kembar-empat namun nekat s2.

Jadwal wawancara jam 12.30, hari Jumat 27 November 2015 di ITB, gedung PLN lantai 2. 

Gue tiba di Bandung pukul 11 tepat setelah kelewatan turun travel dan harus naik angkot arah balik menuju ITB. Gue jalan kaki melewati Mesjid Salman ITB untuk menuju ITB. Sudah mahfum ya semua kalau mesjid ini bakal penuh banget pas jam solat jumat. Gue sampe mesjid jam 11.30an dan masih ada beberapa cewe disana. Gue harus ke toilet demi kenyamaan diri gue beberapa jam kedepan dan masuk ke toilet cewe namun ternyata urusan toilet tidak semudah itu terlaksana dan gue memutuskan untuk cari toilet di itb aja. Begitu buka pintu toilet...astagfirullah penuh sama pria-pria. Gue yang malu aja langsung cabut pake pura-pura ga terjadi apa apa.

1st lesson: toilet cewe akan berubah menjadi toilet cowo ketika memasuki jam solat jumat. Better watch your watch .

Selanjutnya buru-buru ke itb menuju toilet favorit karena gue udah beberapa kali tes disini. Sayang sekali ternyata toilet bawah tanah itu terkunci. Dengan semangat gue sambil mencari gedung PLN, sambil mencari toilet dengan pede karena gak mau nanya orang, toh itb ga terlalu luas jadi pasti ketemu. Namun hasrat untuk ketoilet begitu besar disaat gedung yang dicari belum ketemu dan keringet udah mengalir deras karena muter kemana-mana. AHA! ada satu pintu terbuka sedikit dan didepannya berdiri beberapa cewe sambil ngobrol. Gue yang amat sangat butuh toilet langsung buka pintu itu tepat saat beberapa cewe tersebut pergi. OMO! yang gue lihat setelah buka pintu adalah toilet berdiri. Dengan cepat gue keluar dan cek gambar di pintu depan. Well...gambar cowo. Kemudian gue langsung cabut dan tak lupa bersyukur tidak ada yang melihat pun menegur gue jadi gue ga perlu malu ke manusia, hanya malu pada tembok dan toilet yang gue lihat.

2nd lesson: lihatlah gambar penunjuk toilet di depan pintunya dengan teliti.

Singkatnya gue sudah menemukan toilet cewe dan menemukan gedung PLN setelah bertanya ke seseorang. Lokasi gedung PLN kalau dari gerbang depan ITB adalah lurus terus sampe ketemu air mancur (yang kadang airnya ga mancur) kemudian belok kanan naik tangga dan lurus terus nanti gedungnya disebelah kanan, ada kok tulisannya. Gue menunggu tepat di depan gedung pake bolak balik karena udah janjian sama temen buat masuk ke gedungnya bareng. Disaat gue bolak balik itu gue beberapa kali papasan sama dosen senior yang mau masuk gedung PLN. Dikarenakan parno yang berlebihan, takut yang udah papasan adalah dosen yang bakal wawancaraon gue, gue memutuskan untuk masuk sendirian.

Wawancara hanya memerlukan waktu 10 menit. 
"Silakan isi absen dulu, namanya siapa?"
"Karunika Diwyacitta, Pak"
"Oh iya, ini artinya apa ya?"
"Dari bahasa jawa kuno Pak, Karunika artinya penyayang, Diwyacitta artinya baik hati"

Setelah pembukaan beberapa menit akhirnya keluarlah pertanyaan:
  • Kenapa mau masuk ITB?
  • Motivasinya apa masuk ITB?
  • Kenapa milih jurusan ini?
  • Kenapa gak lanjut di UI?
  • Rencana setelah kuliah apa?
  • Fokus jurusannya mau dibidang apa?
  • Skripsinya tentang apa? Gimana hasilnya?
Semua pertanyaan terlihat mudah di jawab karena itu hasil pemikiran sendiri. Meskipun begitu, ada satu pertanyaan yang sampai sekarang malah membuat gue berpikir ulang untuk kuliah disini. Pertanyaannya adalah: "kamu pernah denger gak kalau kuliah s2 disini, di jurusan ini, susah?"
JGER!...dengan amat polos gue jawab dengan pertanyaan juga "uhm, gak pernah sih Pak, memangnya iya ya Pak? apa dosennya yang jahat gitu Pak?" ya gue kan nanya nyeplos aja padahal dia dosen juga. Untungnya beliau mempunyai jawaban yang bijak "ya memang dulu susah, tapi kan pasti ada perubahan ya selama ini, sekarang udah bisa dibilang baik baik sih dosennya tergantung mahasiswanya juga ya".

Setelah nunggu semua temen gue wawancara selesai, sambil ngobrol, mengakrabkan diri akhirnya kita ber4 keluar gedung. Memang dari 8 orang yang dikirimi email wawancara, 4 diantaranya adalah dosen. Teman seperjuangan baru gue itu adalah Mile (Bogor), Azis (Malang) dan Chris (Medan). 

Sudah terlalu panjang rupanya tulisan kali ini.

-karunika

Comments

Popular posts from this blog

My life directly is directed by the Director..

Renjana.

rokok itu jahat