#30harimenulissuratcinta Day 3 - Hujan dan lagi lagi kau

Kepada yang manja aku panggil K,

Hujan malu-malu mengiringi aku menulis surat ini padamu. Hujan terakhir yang aku ingat tentang kau adalah ketka kau tidak menganggap ku ada meskipun aku nyata berada di radius jangkauan matamu. Tenang saja, hujan pun yang menyamarkan titik air mata kelegaan setelah pertemuan terakhir denganmu saat itu. Harapku terlalu banyak, mengingat indahnya kisah 1 bulan 17 hari kita, berbulan-bulan penuh dingin yang menusuk hingga hari terakhir pertemuan sebelum kau beranjak pergi ke benua biru itu, aku ingin ada kata perpisahan disana. Hari itu harapku menguap, bagai debu yang terseret putaran ban mobilku tepat sejengkal akan meninggalkanmu yang berdiri disana. Kau tetap diam. Baiklah.

Hujan terlalu cantik untuk mengulas kesedihan. Seminggu setelah perpisahan kita, yakinku akan dirimu semakin kuat. Keyakinan itu bertambah ketika sedang sendu melamunkan kita, kau sapa aku dengan haloo! - mu yang meski hanya ada lewat chat, tetap membuat ku melonjak kegirangan. Sebulan setelah perpisahan kita, yakinku mungkin memudar, tapi dengan sapaan woy-mu, aku masih bersyukur, kau masih ada disana.

Hai anak manja, tidak bisa bangun pagi, selalu mengantuk dijalan tol, bahkan telat untuk datang ujian, aku merindukanmu. Kau yang disegani, tidak pernah menyentuh cinta. Kau yang memimpin mereka, tidak pernah merasakan berbalas cinta. Aku percaya kau bilang akulah yang pertama menyentuh titik cintamu, jalan hanya berdua denganmu, berbincang hingga larut atas nama cinta. Betapa cinta merasuki kita sampai sudah siapkan nama anak untuk masa depan kita kelak.

Dua tahun lebih dari cukup untuk melupakanmu dan membuka lembaran baru untuk ku. Jika dari hari terakhir pertemuan kita sampai detik ini kau masih belum bisa maafkan aku, aku tetap ada disini mendengarkan kabar dari teman-temanku tentangmu. Kau teramat baik sekarang dengan pekerjaan dan teman-teman baru, di benua biru.

Udara terasa dingin diantara jok mobil dan lagu yang menyindir kita dengan lirik "it must have been love but it is over now...". Kepolosanmu tentang perempuan dan tentang cinta membuat semuanya terasa lebih apa adanya. Selugu kau yang jujur bahwa aku tidak sebegitunya engkau butuhkan. Selega kau yang ikhlas mempersilakan aku pergi dari hidupmu dan mengakhiri ini semua. Sepintar anak matematika yang menghitung cepat berapa lama kita berbagi rasa, 1 bulan 17 hari.

Percayalah kau punya tempat tersendiri sebagai lelaki yang pertama mengajarkan kedewasaan.
Berjalanlah dengan prinsipmu yang sulit aku terapkan, hingga engkau aku ikhlaskan pula.
Hampirilah siapapun ia yang bisa mencuri hati dan degup jantungmu.

Aku deklarasikan bahwa aku dipenuhi bunga beralaskan pelangi dan bertabur bintang ketika kau ada disana mengkhawatirkan aku. Mungkin di benua yang engkau injak sekarang juga ada hujan, biarlah hujan itu yang mengantarkan suratku ini padamu.

Maaf sampai detik ini aku belum bisa menjaga rapat cerita kita sebagai hiburan hanya untuk kita saja, seperti yang engkau prinsipkan sejak awal.

-karunika


Comments

Popular posts from this blog

My life directly is directed by the Director..

Renjana.

rokok itu jahat